Dalam Islam, salah satu prinsip yang harus diyakini oleh setiap Muslim adalah bahwa rizki setiap hamba sudah diatur oleh Allah SWT. Tidak ada satu pun rizki yang akan tertukar antara satu orang dengan yang lain. Keyakinan ini memberikan ketenangan batin dan membimbing kita untuk tetap bersyukur serta berusaha dengan cara yang benar. Namun, sebagai seorang hamba, kita tetap memiliki kewajiban untuk berikhtiar dan bekerja keras sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya.
Rizki Tidak Akan Tertukar
Allah SWT telah menjamin rizki setiap makhluk-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya." (QS. Hud: 6)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pemberi rizki. Bahkan seekor binatang yang berada di hutan belantara pun mendapatkan rizki yang telah ditetapkan oleh-Nya. Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah, termasuk kebutuhan setiap makhluk hidup.
Hadits Tentang Rizki
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud RA, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, lalu menjadi segumpal daging selama itu pula. Kemudian diutuslah seorang malaikat untuk meniupkan ruh padanya dan diperintahkan untuk menuliskan empat hal: amalnya, ajalnya, rizkinya, dan apakah dia sengsara atau bahagia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa rizki sudah ditentukan bahkan sebelum kita lahir. Namun, hal ini tidak berarti kita hanya berdiam diri tanpa usaha. Sebaliknya, ikhtiar adalah bentuk pengabdian dan ketaatan kita kepada Allah.
Tugas Kita Sebagai Hamba: Ikhtiar dan Tawakal
Meskipun rizki telah ditetapkan oleh Allah SWT, kita tetap diperintahkan untuk berusaha mencarinya. Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d: 11). Dalam mencari rizki, kita harus bekerja keras, namun tetap dalam batas-batas yang halal dan sesuai syariat.
Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberikan rizki sebagaimana burung diberi rizki; ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan bahwa selain tawakal, ada usaha yang harus dilakukan. Burung tidak tinggal di sarangnya menunggu makanan datang, tetapi ia terbang mencari makan, dan Allah memberinya rizki. Begitu pula manusia, tugas kita adalah mencari rizki dengan kerja keras dan memanfaatkan akal serta keterampilan yang telah Allah anugerahkan.
Bersyukur dan Jangan Iri
Keyakinan bahwa rizki tidak akan tertukar juga membantu kita untuk tidak iri terhadap orang lain. Dalam Islam, rasa iri adalah sifat yang harus dihindari, karena setiap orang memiliki pembagian rizki yang sesuai dengan ketetapan Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu (dalam hal duniawi) dan janganlah kamu melihat kepada orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih layak agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah atasmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesimpulan
Rizki adalah anugerah yang sudah diatur oleh Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang rizkinya akan tertukar dengan yang lain. Tugas kita sebagai seorang hamba adalah berikhtiar, bekerja keras, dan bertawakal kepada Allah. Dengan keyakinan ini, kita akan senantiasa bersyukur atas apa yang Allah berikan dan tidak iri terhadap apa yang dimiliki orang lain.
Semoga keyakinan akan ketetapan Allah ini menjadi penguat bagi kita untuk terus berusaha dan menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur.
Posting Komentar